Agatha Christie - Sepuluh anak negro

Здесь есть возможность читать онлайн «Agatha Christie - Sepuluh anak negro» весь текст электронной книги совершенно бесплатно (целиком полную версию без сокращений). В некоторых случаях можно слушать аудио, скачать через торрент в формате fb2 и присутствует краткое содержание. Город: Jakarta, Год выпуска: 1994, ISBN: 1994, Издательство: Gramedia, Жанр: Старинная литература, in. Описание произведения, (предисловие) а так же отзывы посетителей доступны на портале библиотеки ЛибКат.

Sepuluh anak negro: краткое содержание, описание и аннотация

Предлагаем к чтению аннотацию, описание, краткое содержание или предисловие (зависит от того, что написал сам автор книги «Sepuluh anak negro»). Если вы не нашли необходимую информацию о книге — напишите в комментариях, мы постараемся отыскать её.

Sepuluh orang diundang ke sebuah rumah mewah dan modern di Pulau Negro, di seberang pantai Devon. Walaupun mereka masing-masing menyimpan suatu rahasia, mereka tiba di pulau itu dengan penuh harapan, pada suatu sore musim panas yang indah.
Tetapi tiba-tiba saja terjadi serentetan kejadian misterius. Pulau itu berubah menjadi pulau maut yang mengerikan. Panik mencekam orang-orang itu ketika mereka satu demi satu meninggal… satu demi satu.

Sepuluh anak negro — читать онлайн бесплатно полную книгу (весь текст) целиком

Ниже представлен текст книги, разбитый по страницам. Система сохранения места последней прочитанной страницы, позволяет с удобством читать онлайн бесплатно книгу «Sepuluh anak negro», без необходимости каждый раз заново искать на чём Вы остановились. Поставьте закладку, и сможете в любой момент перейти на страницу, на которой закончили чтение.

Тёмная тема
Сбросить

Интервал:

Закладка:

Сделать

Tuan Hakim berkata dengan sedih,

“Selamat malam, Tuan-tuan. Mudah-mudahan besok pagi kita bisa bertemu kembali dengan selamat.”

Rogers keluar dari ruang makan dan menyelinap ke tangga. Dia melihat empat orang memasuki empat pintu dan dia mendengar bunyl keempat kunci yang diputar, dan gesekan empat gerendel.

Dia menganggukkan kepala.

“Baik,” bisiknya.

Dia kembali ke ruang makan. Ya, semua sudah siap untuk makan pagi. Matanya menatap bagian tengah meja kaca, pada ketujuh boneka porselin.

Tiba-tiba dia menyeringai.

Dia bergumam,

“Saya tak akan membiarkan mempermainkan saya malam ini.”

Dia menyeberangi ruangan dan mengunci pintu dapur. Kemudian melalui pintu yang lain dia menuju ruang tamu, mengunci pintu, dan memasukkan kuncinya ke dalam sakunya.

Kemudian dia mematikan lampu dan bergegas naik, masuk ke dalam kamarnya yang baru. Hanya ada satu tempat yang bisa dijadikan tempat persembunyian di situ, lemari yang tinggi itu. Dia segera membuka lemari itu. Setelah mengunci dan menggerendel pintu, dia siap untuk tidur.

Dia berkata sendiri,

“Tidak ada permainan negro lagi malam ini. Aku telah menjaganya…”

Seorang pun.

Bab sebelas

I

Philip Lombard mempunyai kebiasaan bangun pada waktu subuh. Dan dia pun melakukan hal yang sama pagi ini. Dia bangun dan mendengarkan. Angin sudah agak reda, tetapi masih terdengar keras. Dia tidak mendengar suara hujan… Pada jam delapan angin bertiup lebih kencang, tapi Lombard tidak mendengarnya. Dia tertidur lagi. Pada jam setengah sepuluh dia duduk di pinggir tempat tidurnya melihat jam. Dia mendekatkannya ke telinga. Kemudian bibirnya terbuka dan mulutnya membentuk senyum serigala yang menjadi ciri khasnya.

Dia berkata dengan halus,

“Rasanya sudah tiba saatnya untuk melakukan hal ini. Pada jam sepuluh kurang dua puluh dia mengetuk pintu Blore yang masih tertutup. Blore membuka pintu dengan hati-hati. Rambut nya kusut dan matanya masih mengantuk.

Philip Lombard berkata dengan riang,

“Enak tidurnya? Kelihatannya Anda gampang terbangun.”

Blore berkata pendek,

“Ada apa?”

Lombard menjawab,

“Apakah ada yang memanggil Anda — atau membawakan teh? Jam berapa sekarang?”

Blore menoleh ke belakang dan melihat jam kecil di dekat tempat tidurnya.

Dia berkata,

“Sepuluh kurang dua puluh lima. Sulit dipercaya saya bisa tidur selama itu. Mana Rogers?”

Philip Lombard berkata,

“Saya juga ingin bertanya?”

“Apa maksud Anda?” tanya Blore dengan tajam.

Lombard berkata,

“Maksud saya Rogers telah hilang. Dia tidak ada di kamar dan juga tidak di tempat lain. Dan dia tidak masak air. Api di dapur pun, tidak dinyalakan.”

Pelan-pelan Blore menyumpah. Dia berkata,

“Di mana setan itu? Di luar pulau? Tunggu, saya akan ganti baju. Coba tanya yang lain, barangkali mereka tahu.”

Philip Lombard mengangguk. Dia menyusuri pintu-pintu yang masih tertutup.

Dia bertemu dengan Armstrong yang sudah bangun dan hampir selesai berpakaian. Tuan Justice Wargrave, seperti Blore, harus dibangunkan. Vera Daythorne telah siap. Kamar Emily Brent kosong.

Rombongan kecil itu bergerak ke seluruh pelosok rumah. Ketika Philip Lombard memeriksa kamarnya, Rogers tidak ada.

Tempat tidurnya memang dipakai tadi malam, pisau cukur, sabun, dan spons-nya basah.

Lombard berkata,

“Dia telah bangun.”

Dengan susah payah Vera berusaha menguasai suaranya dan berkata dengan suara rendah,

“Apa dia tidak — bersembunyi di suatu tempat — menunggu kita?”

Lombard berkata,

“Nona, saya sudah memikirkan kemungkinan-kemungkinan bagi setiap orang! Nasihat saya sebaiknya kita tetap berkumpul sampai kita menemukannya.”

Armstrong berkata,

“Dia pasti sudah di luar pulau ini.”.

Blore bergabung dengan mereka. Dia telah rapi berpakaian meskipun belum bercukur. Dia berkata,

“Di mana Nona Brent — ini juga misterius.”

Tetapi ketika mereka sampai di ruang tamu, Emily Brent masuk melalui pintu depan. Dia memakai jas hujan. Dia berkata,

“Laut tetap tinggi. Saya rasa tidak ada perahu yang ke luar hari ini.”

Blore berkata,

“Apakah Anda berjalan-jalan di pulau sendirian, Nona Brent? Apakah Anda tidak menyadari bahwa yang Anda lakukan itu berbahaya?”

Emily Brent berkata,

“Percayalah, Tuan Blore, bahwa saya tetap waspada.”

Blore menggerutu. Dia berkata,

“’Anda melihat Rogers?”

Alis mata Nona Brent terangkat.

“Rogers? Tidak. Pagi ini saya belum melihatnya. Mengapa?”

Dengan jenggot yang tercukur bersih, baju rapi dan gigi palsu yang terpasang rapi, Tuan Justice Wargrave turun. Dia menuju pintu ruang makan yang terbuka. Dia berkata,

“Ha. Meja telah disiapkan untuk makan pagi.”

Lombard berkata,

“Dia mungkin melakukannya tadi malam.”

Mereka bergerak masuk, melihat piring alat-alat makan yang telah disusun rapi dan dipakai, melihat deretan cangkir-cangkir di samping, melihat alas tempat kopi.

Vera-lah yang pertama kali melihat. Dia mencekeram lengan Tuan Hakim dan genggaman jari-jarinya yang kuat membuat lelaki tua itu terkejut.

Vera berteriak.

“Boneka Negro! Lihat!”

Hanya ada enam boneka porselin di atas meja.

II

Akhirnya mereka menemukan Rogers.

Dia ada di rumah pencuci kecil di seberang halaman. Rupanya dia tadi sedang membelah kayu untuk persiapan di dapur. Kapak kecil itu masih dipegangnya, kapak yang lebih besar lagi tergeletak menyandar di pintu —pada bagian logamnya terdapat noda coklat tua. Noda itu sesuai dengan luka dalam yang terdapat pada belakang kepala Rogers…

III

“Sangat jelas,” kata Armstrong. “Pembunuh itu pasti merangkak di belakangnya, mengangkat kapak ke atas dan mengayunkan ke kepalanya ketika dia sedang menunduk.”

Blore asyik dengan pegangan kapak dan tepung halus yang diambilnya darl dapur.

Tuan Justice Wargrave bertanya,

“Apakah ini memerlukan tenaga yang kuat, Dokter?”

Armstrong berkata dengan sedih,

“Seorang wanita bisa saja melakukannya, kalau itu yang ingin Anda tanyakan.”

Dia melirik ke sekelilingnya dengam cepat. Vera Daythorne dan Emily Brent berada di dapur. “Gadis itu bisa melakukannya dengan mudah — dia seorang yang sangat atletis, Penampilan Nona Brent memang lemah. Tetapi tipe wanita seperti itu sering memiliki kekuatan yang tersembunyi. Dan Anda harus ingat bahwa seseorang yang mentalnya tidak gampang goyah mempunyai kekuatan yang tak terduga.”

Tuan Hakim mengangguk sambil merenung.

Blore berdiri sambil mengeluh. Dia berkata,

“Tidak ada sidik jari. Pegangan kampak itu sudah langsung dibersihkan.”

Tiba-tiba terdengar suara tertawa yang keras, mereka menoleh terkejut. Vera Daythome berdiri di tengah halaman. Dia berteriak dengan suara gemetar dan tinggi, dan tertawa terbahak-bahak,

“Apa, ada lebah di pulau ini? Coba katakan. Di mana bisa kita peroleh madu? Ha! Ha!”

Mereka memandangnya tidak mengerti. Gadis yang waras, tenang, dan penuh percaya diri itu seolah-olah telah menjadi gila di depan mata mereka.

Dia terus berkata dengan suara yang tinggi dan aneh,

“Jangan memandang saya seperti itu. Seolah-olah saya sudah gila. Saya menanyakan pertanyaan yang waras. Lebah, sarang lebah, lebah! Oh, Anda tidak mengerti? Apa Anda belum membaca syair tolol itu? Syair itu ada di kamar Anda semua — ditaruh di sana supaya dipelajari. Kita akan segera tanggap — kalau kita perhatikan. Tujuh anak Negro mengapak kayu . Dan bait seterusnya. Saya hafal semua baitnya. Enam anak negro bermain sarang lebah . Dan itulah sebabnya saya bertanya — apakah ada lebah di pulau ini? bukankah lucu? — bukankah sangat menggelikan… ?”

Читать дальше
Тёмная тема
Сбросить

Интервал:

Закладка:

Сделать

Похожие книги на «Sepuluh anak negro»

Представляем Вашему вниманию похожие книги на «Sepuluh anak negro» списком для выбора. Мы отобрали схожую по названию и смыслу литературу в надежде предоставить читателям больше вариантов отыскать новые, интересные, ещё непрочитанные произведения.


Отзывы о книге «Sepuluh anak negro»

Обсуждение, отзывы о книге «Sepuluh anak negro» и просто собственные мнения читателей. Оставьте ваши комментарии, напишите, что Вы думаете о произведении, его смысле или главных героях. Укажите что конкретно понравилось, а что нет, и почему Вы так считаете.

x