“Tidur nyenyak.”
“Bagus,” kata Tuan Dokter. “Jangan diganggu.”
“Tidak, Tuan. Saya hanya akan membereskan ruang makan dan memeriksa kunci-kunci, lalu tidur.”
Dia menyeberang ruangan menuju ruang makan. Yang lain naik ke lantai atas, pelan-pelan bagaikan enggan.
Seandainya rumah ini rumah tua, dengan kayu yang berderik-derik dan bayang-bayang gelap, dan dinding yang tebal, pasti ada rasa ngeri. Tetapi rumah ini benar-benar modern. Tidak ada sudut yang gelap — tidak ada dinding yang mungkin roboh — cahaya, lampu terang benderang — segalanya baru, terang, dan berkilau. Tak ada sesuatu yang tersembunyi dalam rumah ini — tak ada yang tersembunyi. Tidak ada suasana yang menyeramkan. Namun demikian, itulah yang paling menakutkan…
Di lantai atas mereka saling mengucapkan selamat tidur. Setiap orang masuk ke dalam kamar masing-masing, dan masing-masing secara otomatis, tanpa disadari, mengunci pintu…
Dalam kamarnya yang indah berdinding warna muda, Tuan Justice Wargrave melepaskan pakaiannya dan siap uniuk tidur.
Dia berpikir tentang Edward Seton.
Dia ingat Seton yang baik. Rambutnya, mata birunya, dan kebiasaannya memandang lurus-lurus pada setiap orang dengan wajah yang menyenangkan dan kelihatan jujur. Itulah yang membuat kesan baik di hadapan juri.
Llewelyn memang agak ceroboh. Dia terlalu berapi-api dan berusaha untuk memberikan banyak bukti.
Sebaliknya Matthews, yang menjadi pembela, bekerja dengan baik. Pembelaannya tepat. Pemeriksaannya luar biasa. Dia menangani klien dengan sempurna.
Dan Seton menjalani pemeriksaan dengan baik.
Dia tidak terlalu bersemangat atau berapi-api. Juri sangat terkesan. Mungkin bagi Matthews semuanya kelihatan meyakinkan. Dia pasti berhasil.
Tuan Hakim memutar jamnya dengan hati-hati dan meletakkannya di dekat tempat tidur.
Dia ingat dengan jelas bagaimana rasanya duduk di sana — mendengar, mencatat, menimbang segala sesuatu, membuat tabel bkkti bukti yang memberatkan terdakwa.
Dia menikmati kasus itu! Pernyataan Matthews yang terakhir memang hebat. Tetapi Llewelyn gagal mengalihkan kesan baik yang telah dibuat oleh pembela.
Dan kemudian tibalah kesimpulan yang dibuatnya…
Dengan hati-hati Tuan Justice Wargrave melepas gigi palsumya dan memasukkannya ke dalam segelas air. Bibirnya yang kempot masuk ke dalam. Sekarang mulut itu kelihatan kejam. Kejam dan ganas.
Sambil : memejamkan matanya, Tuan Hakim senyum sendiri.
Dia telah menyelesaikan dengan baik kasus Seton!
Dengan sedikit menggerutu dia naik ke tempat tidur dan mematikan lampu.
Di lantai bawah, di ruang makan, Rogers kebingungan.
Dia memandang boneka porselin, di tengah meja. Dia menggumam sendiri,
“Aneh! Berani sumpah tadi ada sepuluh buah.”
Jenderal Macarthur berbalik-balik di atas tempat tidur.
Dia belum bisa tidur juga.
Dalam kegelapan dia melihat wajah Arthur Richmond.
Dia menyukal Arthur — dia benar-benar menyayanginya. Dan dia gembira karena Leslie juga senang pada Arthur.
Leslie begitu sulit diterka. Banyak teman-temannya yang dianggapnya baik tapi menurut pendapat Leslie membosankan.
Tetapi dia tidak menganggap Arthur Richmond membosankan. Dari permulaan mereka cocok satu dengan yang lain. Mereka bicara tentang drama, musik, dan lukisan. Dan Leslie senang menggoda, menertawai dan bercanda dengan Arthur. Dan dia, Macarthur, pada mulanya gembira melihat Leslie begitu keibuan terhadap Arthur.
Keibuan! Bodoh sekali dia tidak ingat kalau Richmond berumur dua puluh delapan dan Lesli dua puluh sembilan.
Dia mencintai Leslie. Dia bisa melihatnya sekarang. Wajah berbentuk hati, mata kelabu yang kocak, dan rambut coklat yang bergelombang. Di mencintai Leslie dan sangat mempercayainya.
Jauh di Prancis sana dia duduk dan mengenang wanita itu. Kemudian dikeluarkannya fotonya dari saku bajunya.
Dan kemudian — dia tahu!
Itu terjadi persis seperti kejadian dalam cerita-cerita di buku. Surat yang masuk dalam amplop yang salah. Leslie menulis pada keduanya dan memasukkan surat yang ditujukan pada Richmond ke dalam amplop suaminya. Sampai sekarang, setelah bertahun-tahun lewat, dia, masih bisa merasakan pukulan itu — dan hati yang nyeri…
Tuhan, alangkah sakitnya!
Dan hal itu telah berlangsung sekian lama. Surat yang menunjukkan dengan jelas. Akhir pekan!
Cuti Richmond yang terakhir…
Leslie — Leslie dengan Arthur!
Kurang ajar anak itu! Terkutuklah wajah yang selalu tersenyum. Terkutuklah “siap Pak”-nya. Palsu dan munafik! Pencuri istri orang!
Dan rasa benci itu perlahan-lahan tertumpuk menjadi keinginan untuk membunuh.
Dia berhasil untuk bersikap biasa — tidak menungukkan apa-apa. Dia telah berusaha agar sikapnya terhadap Richmond tidak berubah.
Berhasilkah dia? Kira-kira begitu. Richmond tidak curiga. Emosi yang berubah-ubah merupakan hal yang biasa di sana, di mana syaraf mereka terus-menerus tergoncang dalam keadaan tegang.
Hanya Armitage muda saja yang sekali-sekali meiihat kepadanya dengan curiga. Masih sangat muda, tetapi anak itu cukup tajam membaca situasi.
Ketika tiba waktunya, Armitage barangkali bisa menduga.
Dia dengan sengaja telah mengirim Richmond untuk mati. Hanya keajaiban saja yang akan bisa melepaskan dia dari maut. Tapi keajaiban itu tidak datang. Ya, dia telah mengirim Richmond untuk dan dia tidak menyesal. Dan itu dengan mudah dapat dilakukannya. Orang selalu membuat kesalahan dan opsir-opsir itu dikirim untuk mati sia-sia.
Semua bingung, panik. Dan orang akan berkata,
Macarthur Tua itu membuat kekeliruan besar dengan mengorbankan orang-orangnya yang terbaik. Mereka tidak akan mengatakan yang lain.
Tetapi Armitage muda lain. Dia memandang atasannya dengan aneh. Barangkali dia tahu bahwa Richmond sengaja dikirim untuk mati.
(Setelah perang selesai — apakah Armitage bicara?)
Leslie, tidak tahu. Leslie menangisi kekasihnya (dia rasa), tetapi tangis itu berhenti ketika dia kembali ke Inggris. Dia tidak pernah memberi tahu Leslie tentang apa yang diketahuinya. Mereka bersatu lagi, tetapi Leslie kelihatan tidak seperti dulu. Lalu tiga atau empat tahun kemudian Leslie menderita pneumonia ganda dan meninggal.
Itu telah lama terjadi. Lima belas — atau enam belas tahun?
Dan dia keluar dari dinas militer lalu menetap di Devon — membeli sebuah rumah kecil yang diidam-idamkannya. Tetangga-tetangga yang baik — tempat yang menyenangkan. Kadang-kadang dia berburu atau memancing. Dia selalu pergi ke gereja pada hari Minggu. (Tetapi bukan pada hari dibacakannya cerita tentang Daud menyuruh Uriah berperang). Dia tidak bisa mendengarkan cerita itu. Membuat hatinya tidak tenang.
Setiap orang sangat ramah kepadanya. Setidak-tidaknya pada saat permulaan. Kemudian, dia merasa bahwa di belakangnya orang-orang membicarakan dirinya. Mereka melihat dia dengan pandangan yang lain. Seolah-olah mereka telah mendengar sesuatu — suatu gosip…
(Armitage? Seandainya Armitage berbicara?)
Setelah itu dia menghindari banyak orang — mengurung diri. Tidak enak bila kita merasa orang membicarakan diri kita.
Dan semua itu telah lama terjadi. Sekarang semuanya tidak ada gunanya. Leslie telah hilang di kejauhan dan Arthur Richmond pun demikian. Yang telah terjadi tidak ada artinya lagi.
Bagaimanapun, hal itu membuat hidupnya sunyi.
Dia telah berusaha menghindar dari teman teman lamanya.
(Kalau Armitage berbicara, mereka pasti tahu akan hal itu.)
Dan sekarang — malam ini — suatu suara tak dikenal telah membeberkan cerita lama yang tersembunyi itu.
Apakah dia menghadapinya dengan baik? Menutup bibir rapat-rapat? Mengelabui perasaan jijik, benci — tapi bukan rasa bersalah, rasa malu? Sulit untuk dikatakan.
Читать дальше