Agatha Christie - Sepuluh anak negro

Здесь есть возможность читать онлайн «Agatha Christie - Sepuluh anak negro» весь текст электронной книги совершенно бесплатно (целиком полную версию без сокращений). В некоторых случаях можно слушать аудио, скачать через торрент в формате fb2 и присутствует краткое содержание. Город: Jakarta, Год выпуска: 1994, ISBN: 1994, Издательство: Gramedia, Жанр: Старинная литература, in. Описание произведения, (предисловие) а так же отзывы посетителей доступны на портале библиотеки ЛибКат.

Sepuluh anak negro: краткое содержание, описание и аннотация

Предлагаем к чтению аннотацию, описание, краткое содержание или предисловие (зависит от того, что написал сам автор книги «Sepuluh anak negro»). Если вы не нашли необходимую информацию о книге — напишите в комментариях, мы постараемся отыскать её.

Sepuluh orang diundang ke sebuah rumah mewah dan modern di Pulau Negro, di seberang pantai Devon. Walaupun mereka masing-masing menyimpan suatu rahasia, mereka tiba di pulau itu dengan penuh harapan, pada suatu sore musim panas yang indah.
Tetapi tiba-tiba saja terjadi serentetan kejadian misterius. Pulau itu berubah menjadi pulau maut yang mengerikan. Panik mencekam orang-orang itu ketika mereka satu demi satu meninggal… satu demi satu.

Sepuluh anak negro — читать онлайн бесплатно полную книгу (весь текст) целиком

Ниже представлен текст книги, разбитый по страницам. Система сохранения места последней прочитанной страницы, позволяет с удобством читать онлайн бесплатно книгу «Sepuluh anak negro», без необходимости каждый раз заново искать на чём Вы остановились. Поставьте закладку, и сможете в любой момент перейти на страницу, на которой закончили чтение.

Тёмная тема
Сбросить

Интервал:

Закладка:

Сделать

Dia mencoba membuat kesimpulan.

Seorang perawan tua yang sikapnya menyebalkan — dia mengenal sikap ini dengan baik. Pasti dia seorang yang cerewet. Bapak tua bekas militer kelihatan benar-benar seperti bekas tentara. Wanita muda yang menarik — tetapi dari golongan biasa, tidak mewah sama sekali — tidak punya sentuhan Hollywood. Tuan yang ramah dan penuh gaya — dia bukan seorang terpelajar. Seperti pensiunan pedagang, pikir Fred Narracot. Tuan yang lain, yang langsing, bagaikan orang lapar dengan mata yang bergerak cepat, adalah yang paling aneh. Mungkin ada hubungannya dengan film.

Tidak, hanya ada seorang penumpang yang cukup memuaskan di perahunya. Tuan yang datang paling akhir, yang datang dengan mobil (dan mobil itu begitu mewah! Pasti harganya beratus ratus pound). Dia tipe yang cocok. Pasti lahir bergelimang uang.

Kalau saja yang lain seperti dia… dia bisa mengerti… Kalau dipikir rasanya aneh — semuanya aneh — sangat aneh…

IV

Perahu memutari karang. Akhirnya rumah itu pun kelihatan. Bagian selatan pulau itu sangat berbeda. Bagian itu melandai ke laut. Rumahnya menghadap ke selatan — rendah, berbentuk persegi dan kelihatan modern dengan jendela-jendela bundar yang memungkinkan cahaya masuk sebanyak banyaknya.

Rumah yang mempesona — sebuah rumah harapan!

Fred Narracot mematikan mesin perahunya, dan mereka menuju ke jalan masuk di antara karang-karang.

Philip Lombard berkata dengan tajam,

“Dalam cuaca buruk pasti sulit berlabuh di sini.”

Fred Narracot berkata dengan suara riang,

“Kalau ada angin tenggara tidak bisa berlabuh di sini. Kadang-kadang sampai seminggu, atau lebih.”

Vera Daythorne berpikir:

“Penyediaan makanan pasti susah. Itu yang paling menyulitkan di sebuah pulau. Semua persoalan rumah tangga menguatirkan.”

Perahu menggeser karang. Fred Narracot meloncat ke luar. Dia dan Lombard membantu penumpang-penumpang lain turun. Narracot menambatkan perahunya pada sebuah cincin di karang. Kemudian dia memimpin rombongan menaiki tangga karang.

Jenderal Macarthur berkata,

“Ha! Tempat yang menyenangkan!”

Tetapi anehnya dia merasa tidak enak. Tempat yang aneh.

Ketika rombongan itu menaiki tangga dan akhirnya sampai ke teras, semangat mereka pun segar kembali. Di pintu masuk yang terbuka, seorang pelayan berdiri menunggu mereka dengan sikap meyakinkan yang menambah kepercayaan rombongan itu. Dan rumah itu sendiri sangat mempesona. Pemandangan dari teras sangat indah…

Dengan sedikit membungkuk pelayan tersebut maju. Tubuhnya semampai dan rambutnya keabu-abuan, sikapnya sangat hormat. Dia berkata,

“Silakan lewat sini.”

Di dalam ruangan yang luas minuman siap tersedia. Botol berderet-deret. Semangat Anthony Marston sedikit tergugah. Dia baru saja berpikir bahwa ini adalah pertunjukan yang aneh. Tidak seorang pun dari mereka yang segolongan dengannya. Mengapa si Badger Tua itu menyuruhnya kemari? Bagaimanapun persediaan minuman cukup menyenangkan. Dan es pun banyak.

Apa yang dikatakan pelayan itu?

Tuan Owen — sayang sekali kedatangannya tertunda — tidak dapat ke sini sampai besok. Perintah-perintah — apa pun yang mereka perlukan — apakah mereka ingin masuk ke kamar masing-masing?… makan malam dimulai jam delapan…

V

Vera mengikuti Nyonya Rogers ke lantai atas. Wanita itu membuka pintu di ujung lorong dan Vera berjalan memasuki kamar tidur yang indah. Sebuah jendela besar terbuka lebar ke arah laut dan sebuah lagi menghadap ke timur. Vera berseru gembira.

Nyonya Rogers berkata,

“Saya harap semua yang Anda perlukan memuaskan, Nona.”

Vera melihat sekelilingnya. Kopornya telah dibawa naik dan telah dibereskan. Di sisi lain kamar itu ada sebuah pintu terbuka yang menunjukkan adanya kamar mandi berporselin biru.

Dia berkata dengan cepat,

“Ya, saya kira sudah semuanya.”

“Bila memerlukan sesuatu Anda bisa membunyikan bel, Nona.”

Suara Nyonya Rogers datar dan monoton. Vera memandangnya dengan rasa ingin tahu. Wanita itu begitu pucat seperti hantu! Rambut tersisir ke belakang dan baju berwarna hitam. Matanya yang terang dan kelihatan aneh selalu bergerak dengan cepat.

Vera berpikir :

“Sepertinya dia takut dengan bayangannya sendiri.”

Ya, betul — ketakutan!

Dia seperti wanita yang berjalan dalam ketakutan abadi.

Berdiri bulu kuduk Vera. Apa yang ditakutkan wanita itu?

Dia berkata dengan ramah,

“Saya sekretaris Nyonya Owen yang baru. Saya rasa Anda mengetahui hal ini.”

Nyonya Rogers menjawab,

“Tidak, Nona, saya tidak tahu apa-apa. Hanya sebuah daftar tamu dan kamar-kamar yang mereka tempati.”

Vera berkata,

“Nyonya Owen tidak menyinggung-nyinggung saya?”

Bulu mata Nyonya Rogers mengedip.

“Saya tidak pernah ketemu Nyonya Owen — belum pernah. Kami datang dua hari yang lalu.”

Luar biasa sekali keluarga Owen ini, pikir Vera. Dengan keras dia bertanya,

“Ada berapa orang di sini?”

“Hanya saya dan Rogers, Nona.”

Vera mengerutkan dahi. Delapan orang tamu di rumah sepuluh dengan tuan dan nyonya rumah, dan hanya ada sepasang suami istri yang melayani mereka.

Nyonya Rogers berkata,

“Saya pandai memasak dan Rogers dapat membantu apa saja di rumah ini. Tentu saja saya tidak tahu sebelumnya bahwa rombongan tamu cukup besar.”

Vera berkata, “Tetapi Anda bisa mengatasinya?”

“Oh ya, Nona. Saya bisa. Jika jumlah tamu banyak, Nyonya Owen mungkin dapat memperoleh bantuan lain.”

Vera berkata, “Saya kira begitu.”

Nyonya Rogers berbalik dan pergi. Kakinya melangkah tanpa suara. Dia meninggalkan kamar bagaikan sebuah bayangan.

Vera menuju jendela dan duduk di situ. Pikirannya sedikit terganggu. Segalanya begitu aneh. Ketidakhadiran keluarga Owen, Nyonya Rogers yang pucat bagaikan hantu. Dan tamu-tamu! Ya, mereka pun aneh. Campuran tamu yang aneh dalam satu rombongan.

Vera berpikir :

“Andaikan saja aku telah bertemu dengan keluarga Owen… aku ingin tahu seperti apa mereka itu.” Dia bangkit dan berjalan dengan gelisah di dalam kamar.

Kamar tidur yang sempurna penuh dengan dekorasi gaya modern. Karpet putih susu di atas tantai papan yang mengkilat, dinding berwarna pastel — kaca panjang dikelilingi lampu. Sebuah perapian tanpa hiasan kecuali marmer putih berbentuk beruang, sebuah ukiran modern dengan jam di dalamnya. Di atasnya ada sebuah kertas persegi berisi sajak dengan bingkai khrom yang mengkilat. Dia berdiri di depan perapian dan membacanya.

Itu adalah sajak anak-anak waktu dia masih kecil dan masih diingatnya:
Sepuluh anak Negro makan malam;
Seorang tersedak, tinggal sembilan.
Sembilan anak Negro bergadang jauh malam;
Seorang ketiduran, tinggal delapan.
Delapan anak Negro berkeliling Devon;
Seorang tak mau pulang, tinggal tujuh.
Tujuh anak Negro mengapak kayu;
Seorang terkapak, tinggal enam.
Enam anak Negro bermain sarang lebah;
Seorang tersengat, tinggal lima.
Lima anak Negro ke, pengadilan;
Seorang ke kedutaan, tinggal empat.
Empat anak Negro pergi ke laut;
Seorang dimakan ikan herring merah, tinggal tiga. [1] ikan herring merah: red herring, ungkapan Inggris yang artinya pengalih perhatian
Tiga anak Negro pergi ke kebun binatang;
Seorang diterkam beruang, tinggal dua.
Dua anak Negro duduk berjemur;
Seorang hangus, tinggal satu.
Seorang anak Negro yang sendirian;
Menggantung diri, habislah sudah.

Vera tersenyum. Tentu saja! Ini Pulau Negro!

Dia duduk lagi di dekat jendela memandang ke laut. Alangkah luasnya! Dari sini tidak kelihatan sekeping daratan pun. Hanya air biru yang luas beriak dalam sinar matahari petang.

Читать дальше
Тёмная тема
Сбросить

Интервал:

Закладка:

Сделать

Похожие книги на «Sepuluh anak negro»

Представляем Вашему вниманию похожие книги на «Sepuluh anak negro» списком для выбора. Мы отобрали схожую по названию и смыслу литературу в надежде предоставить читателям больше вариантов отыскать новые, интересные, ещё непрочитанные произведения.


Отзывы о книге «Sepuluh anak negro»

Обсуждение, отзывы о книге «Sepuluh anak negro» и просто собственные мнения читателей. Оставьте ваши комментарии, напишите, что Вы думаете о произведении, его смысле или главных героях. Укажите что конкретно понравилось, а что нет, и почему Вы так считаете.

x