Agatha Christie - Sepuluh anak negro

Здесь есть возможность читать онлайн «Agatha Christie - Sepuluh anak negro» весь текст электронной книги совершенно бесплатно (целиком полную версию без сокращений). В некоторых случаях можно слушать аудио, скачать через торрент в формате fb2 и присутствует краткое содержание. Город: Jakarta, Год выпуска: 1994, ISBN: 1994, Издательство: Gramedia, Жанр: Старинная литература, in. Описание произведения, (предисловие) а так же отзывы посетителей доступны на портале библиотеки ЛибКат.

Sepuluh anak negro: краткое содержание, описание и аннотация

Предлагаем к чтению аннотацию, описание, краткое содержание или предисловие (зависит от того, что написал сам автор книги «Sepuluh anak negro»). Если вы не нашли необходимую информацию о книге — напишите в комментариях, мы постараемся отыскать её.

Sepuluh orang diundang ke sebuah rumah mewah dan modern di Pulau Negro, di seberang pantai Devon. Walaupun mereka masing-masing menyimpan suatu rahasia, mereka tiba di pulau itu dengan penuh harapan, pada suatu sore musim panas yang indah.
Tetapi tiba-tiba saja terjadi serentetan kejadian misterius. Pulau itu berubah menjadi pulau maut yang mengerikan. Panik mencekam orang-orang itu ketika mereka satu demi satu meninggal… satu demi satu.

Sepuluh anak negro — читать онлайн бесплатно полную книгу (весь текст) целиком

Ниже представлен текст книги, разбитый по страницам. Система сохранения места последней прочитанной страницы, позволяет с удобством читать онлайн бесплатно книгу «Sepuluh anak negro», без необходимости каждый раз заново искать на чём Вы остановились. Поставьте закладку, и сможете в любой момент перейти на страницу, на которой закончили чтение.

Тёмная тема
Сбросить

Интервал:

Закладка:

Сделать

“Jendela saya — dan itu adalah jam dari perapian saya … Saya ingat sekarang. Jam itu — berbentuk beruang.”

Dia mengulangi perkataannya dengan suara gemetar,

“Jam itu dibentuk seperti beruang…”

III

Philip memegang bahu Vera.

Dia berkata dengan suara urgen dan suram,

“Ini membantu memecahkan persoalan kita. Armstrong bersembunyi di dalam rumah. Saya akan masuk dan menangkapnya.”

Tetapi Vera memegangnya erat-erat. Dia berteriak,

“Jangan tolol! Giliran kita sekarang! Kitalah yang berikutnya! Dia bermaksud agar kita mencarinya. Dia telah merencanakan itu!”

Philip berhenti. Dia berkata sambil berpikir,

“Anda benar.”

Vera berseru,

“Setidak-tidaknya Anda mengakui bahwa saya benar.”

Dia mengangguk.

“Ya — Anda menang! Ini memang Armstrong. Tetapi di mana dia menyembunyikan dirinya? Kami sudah menggeledah rumah itu dengan teliti.”

Vera berkata dengan cepat,

“Tadi malam Anda tidak menemukan dia, dan sekarang pun Anda tidak akan menemukannya … Itu wajar.”

Lombard berkata dengan segan,

“Ya, tapi-”

“Dia pasti telah menyiapkan tempat rahasia sebelumnya — tentu saja itu yang dia lakukan, Seperti lubang untuk pendeta di rumah-rumah kuno.”

“Ini bukan rumah kuno.”

“Dia bisa membuat lubang seperti itu.”

Philip Lombard menggelengkan kepalanya. Dia berkata,

“Kami menjelajahi tempat ini — pada pagi pertama setelah kita datang. Saya berani bersumpah tidak ada tempat yang tersembunyi.”

Vera berkata,

“Pasti ada….”

Lombard berkata,

“Saya ingin melihat –”

Vera berteriak,

“Ya, Anda ingin melihat! Dan dia tahu! Dia di dalam rumah itu — menunggu Anda!”

Lombard berkata sambil menarik pestol yang ada di sakunya.

“Saya punya ini.”

“Anda tadi mengatakan bahwa Blore tidak perlu dikuatirkan — bahwa dia lebih kuat darl Armstrong. Memang benar secara fisik; dan dia pun waspada. Tapi yang kelihatannya tidak Anda sadari adalah bahwa Armstrong itu gila! Dan seorang gila punya kelebihan — kelebihan terssndiri. Dia dua kali lebih licik dari orang yang waras.”

Lombard mengembalikan pestolnya ke dalam saku. Dia berkata,

“Kalau begitu mari kita pergi.”

IV

Akhirnya Lombard berkata,

“Apa yang akan Anda lakukan nanti malam?”

Vera tidak menjawab. Lombard meneruskan,

“Anda belum memikirkannya?”

Dia berkata dengan putus asa,

“Apa yang bisa kita lakukan? Oh, Tuhan, saya takut sekali …”

Philip Lombard berkata,

“Udara cerah. Bulan akan muncul. Kita harus menemukan tempat — di atas karang, barangkali. Kita bisa duduk di sana dan menunggu pagi. Kita tidak boleh tidur … Kita harus berjaga setiap saat. Dan kalau ada seseorang yang naik ke tempat kita, akan saya tembak!”

Dia berkata lagi,

“Dengan baju tipis itu Anda akan kedinginan nanti.”

Vera berkata dengan tawa serak,

“Kedinginan? Saya akan lebih kedinginan kalau mati.”

Philip Lombard berkata perlahan-lahan,

“Ya, betul…”

Vera menjadi gelisah.

Dia berkata,

“Saya akan gila kalau duduk di sini lebih lama. Mari kita jalan-jalan.”

“Baik.”

Mereka berjalan perlahan-lahan turun-naik sepanjang karang yang membatasi laut. Matahari turun di sebelah barat. Cahayanya kuning dan lembut. Cahaya itu menyelimuti mereka dengan sinar emasnya.

Vera berkata dengan tertawa gugup, terkikih,

“Sayang kita tidak bisa berenang…”

Philip sedang melihat ke bawah, ke laut. Dia berkata dengan cepat,

“Apa itu? Anda lihat — yang di dekat karang besar itu? Bukan — sedikit ke kanan.”

Vera melihatnya. Dia berkata,

“Kelihatannya seperti baju!”

“Seorang perenang?” Lombard tertawa. “Aneh. Saya kira ganggang.”

Vera berkata,

“ Ayo kita ke sana melihatnya.”

“Ya, baju,” kata Lombard ketika mereka bertambah dekat. “Setumpuk baju. Dan itu sepatu. Ayo, kita merangkak lewat sini.”

Mereka merangkak melewati karang-karang.

Tiba-tiba Vera berhenti. Dia berkata,

“Itu bukan baju — tapi orang…”

Orang itu terjepit di antara dua karang, terlempar ke sana oleh air pasang pagi tadi.

Lombard dan Vera akhirnya sampai juga ke tempat itu.

Mereka membungkuk.

Sebuah wajah yang berwarna ungu — wajah seorang yang tenggelam…

Lombard berkata,

“Ya Tuhan! Armstrong…

Bab enam belas

I

Abad demi abad berlalu Dunia terentang dan berputar… Waktu tidak bergerak… Tetap diam — melewati beribu-ribu tahun…

Bukan. Hanya satu dua menit saja…

Dua orang berdiri memandang ke bawah pada sebuah mayat…

Dengan perlahan, sangat perlahan-lahan, Vera Claythorne dan Philip Lombard mengangkat kepala mereka dan saling memandang mata masing-masing…

II

Lombard tertawa.

Dia berkata,

“Jadi begitukah, Vera?”

Vera berkata,

“Tidak ada seorangpun di pulau ini — sama sekali tidak ada — kecuali kita berdua…”

Suaranya merupakan sebuah bisikan — tidak lebih dari itu.

Lombard berkata,

“Tepat. Jadi kita tahu di mana kita berada bukan?”

Vera berkata,

“Bagaimana cara melakukannya — tipuan dengan beruang marmer itu?”

Dia mengangkat bahu.

“Tipuan yang hebat, Nona — Yang, sangat bagus…”

Mata mereka bertemu lagi.

Vera berpikir:

“Mengapa aku tidak pernah memperhatikan wajahnya dengan baik selama ini? Serigala — itulah dia — wajah seekor serigala… Dengan gigi-gigi yang mengerikan…”

Lombard berkata dengan geram — suara yang berbahaya dan menakutkan,

“Ini adalah akhir, mengerti. Kita telah sampai pada kebenaran itu. Dan ini adalah akhir …”

Vera berkata dengan tenang,

“Saya mengerti…

Dia menatap ke arah laut. Jenderal Macathur pun menatap ke laut — kapan — baru kemarin? Atau kemarin dulu? Dia juga mengatakan, “ Ini adalah saat akhir …”

Dia mengatakannya dengan ikhlas bahkan seperti mengharapkan.

Tetapi bagi Vera kata-kata itu — pikiran itu membuatnya berontak. Tidak, ini bukan akhir.

Dia memandang pada mayat di bawah. Dia berkata,

“Kasihan Dokter Armstrong…”

Lombard mencemoh. Dia berkata,

“Apa-apaan ini? Rasa kasihan seorang wanita?”

Vera berkata,

“Kenapa tidak? Apa Anda tidak mempunyai rasa kasihan?”

Dia berkata,

“Saya tidak punya rasa kasihan untuk Anda. Jangan mengharapkaln itu!”

Vera memandang mayat itu lagi. Dia berkata,

“Kita harus memindahkannya. Mengangkatnya ke dalam rumah.”

“Untuk disatukan dengan korban-korban lainnya? Semuanya rapi. Saya tidak perduli kalau dia tetap di situ.”

Vera berkata,

“Paling tidak kita angkat dia supaya tidak kena air laut.”

Lombard tertawa. Dia berkata,

“Boleh saja.”

Dia membungkuk, menarik mayat itu. Vera membantu, mereka menarik dengan badan berhimpitan. Vera menarik sekuat tenaga.

Lombard terengah-engah.

“Bukan pekerjaan yang mudah.”

Tetapi akhirnya mereka berhasil. Mereka menarik tubuh Armstrong ke batas tepi air.

Lombard berkata sambil menegakkan badan,

“Puas?”

Vera berkata,

“Cukup.”

Nada suaranya mengancam. Lombard berputar. Pada waktu dia menepuk saku celananya dia pun tahu bahwa saku itu telah kosong.

Vera telah menjauh kira-kira dua meter dan menatapnya dengan pestol di tangan.

Lombard berkata.

“Jadi itukah yang menjadi sebab rasa kasihan Anda’

Читать дальше
Тёмная тема
Сбросить

Интервал:

Закладка:

Сделать

Похожие книги на «Sepuluh anak negro»

Представляем Вашему вниманию похожие книги на «Sepuluh anak negro» списком для выбора. Мы отобрали схожую по названию и смыслу литературу в надежде предоставить читателям больше вариантов отыскать новые, интересные, ещё непрочитанные произведения.


Отзывы о книге «Sepuluh anak negro»

Обсуждение, отзывы о книге «Sepuluh anak negro» и просто собственные мнения читателей. Оставьте ваши комментарии, напишите, что Вы думаете о произведении, его смысле или главных героях. Укажите что конкретно понравилось, а что нет, и почему Вы так считаете.

x