Андреа Хирата - Laskar Pelangi
Здесь есть возможность читать онлайн «Андреа Хирата - Laskar Pelangi» весь текст электронной книги совершенно бесплатно (целиком полную версию без сокращений). В некоторых случаях можно слушать аудио, скачать через торрент в формате fb2 и присутствует краткое содержание. Год выпуска: 2005, ISBN: 2005, Издательство: Penerbit Bentang, Жанр: Старинная литература, id. Описание произведения, (предисловие) а так же отзывы посетителей доступны на портале библиотеки ЛибКат.
- Название:Laskar Pelangi
- Автор:
- Издательство:Penerbit Bentang
- Жанр:
- Год:2005
- ISBN:9789793062792
- Рейтинг книги:3 / 5. Голосов: 1
-
Избранное:Добавить в избранное
- Отзывы:
-
Ваша оценка:
- 60
- 1
- 2
- 3
- 4
- 5
Laskar Pelangi: краткое содержание, описание и аннотация
Предлагаем к чтению аннотацию, описание, краткое содержание или предисловие (зависит от того, что написал сам автор книги «Laskar Pelangi»). Если вы не нашли необходимую информацию о книге — напишите в комментариях, мы постараемся отыскать её.
Laskar Pelangi — читать онлайн бесплатно полную книгу (весь текст) целиком
Ниже представлен текст книги, разбитый по страницам. Система сохранения места последней прочитанной страницы, позволяет с удобством читать онлайн бесплатно книгу «Laskar Pelangi», без необходимости каждый раз заново искать на чём Вы остановились. Поставьте закладку, и сможете в любой момент перейти на страницу, на которой закончили чтение.
Интервал:
Закладка:
Sebaliknya Mahar tak mau kalah, ia menggotong sebuah meja putar dan mendemonstrasikan seni membuat gerabah yang indah, teknik-teknik melukis gerabah itu dan mewarnainya. Lintang memperagakan cara kerja sekstan1 dan menjelaskan beberapa perhitungan matematika geometris dengan alat itu, Mahar membaca puisi yang ditulisnya sendiri dengan judul Doa dan dibawakan secara memukau dengan gaya tilawatil Qur'an, belum pernah aku melihat orang membaca puisi seperti itu.
Kadang kala mereka berkolaborasi, misalnya Mahar menginginkan sebuah gitar elektrik yang gampang dibawa seperti tas biasa, sehingga tak merepotkan jika naik sepeda, maka Lintang datang dengan sebuah desain produk yang belum pernah ada dalam industri instrumen musik, yaitu desain stang gitar yang dipotong lalu dipasangi semacam engsel sehingga terciptalah gitar yang bisa dilipat. Sungguh istimewa. Sudah banyak aku melihat keanehan di dunia pentas — misalnya pemain biola yang ketiduran ketika sedang manggung, panggung yang roboh, musisi yang menghancurkan alat-alat musik, pemain gitar yang kesetrum, seorang pria midland yang makan kelelawar, atau orang-orang kampung yang meniru-niru Mick Jagger — tapi gitar dilipat sehingga menjadi seperti papan catur, baru kali ini aku saksikan. Dan jika Mahar dan Lintang beraksi, kami berkumpul di tengah-tengah kelas, bertumpuk-tumpuk kegirangan, terbuai keindahan, dan menggumamkan subhanallah berulang-ulang, atas dua macam kepintaran mengasyikkan yang dianugerahkan Ilahi kepada mereka.
Mahar sangat imajinatif dan tak logis — seseorang dengan bakat seni yang sangat besar. Sesuatu yang berasal dari Mahar selalu menerbitkan inspirasi, aneh, lucu, janggal, ganjil, dan menggoda keyakinan. Namun, mungkin karena otak sebelah kanannya benar-benar aktif maka ia menjadi pengkhayal luar biasa. Di sisi lain ia adalah magnet, simply irresistable!
Ia penggemar berat dongeng-dongeng yang tidak masuk akal dan segala sesuatu yang berbau paranormal. Tanyalah padanya hikayat lama dan mitologi setempat, ia hafal luar kepala, mulai dari dongeng naga-naga raksasa Laut Cina Selatan sampai cerita raja berekor yang diyakininya pernah menjajah Belitong.
Ia sangat percaya bahwa alien itu benar-benar ada dan suatu ketika nanti akan turun ke Belitong menyamar sebagai mantri suntik di klinik PN Timah, penjaga sekolah, muazin di Masjid Al-Hikmah, atau wasit sepak bola. Dalam keadaan tertentu ia sangat konyol misalnya ia menganggap dirinya ketua persatuan paranormal internasional yang akan memimpin perjuangan umat manusia mengusir serbuan alien dengan kibasan daun-daun beluntas. Aku ingat kejadian ini, suatu ketika untuk nilai rapor akhir kelas enam, Bu Mus yang berpendirian progresif dan terbuka terhadap ide-ide baru, membebaskan kami berekspresi. Kami diminta menyetor sebuah masterpiece, karya yang berhak mendapat tempat terhormat, dipajang di ruang kepala sekolah. Maka esoknya kami membawa celengan bebek dari tanah liat dan asbak dari cetakan lilin. Sebagian lainnya membawa replika rumah panggung Melayu dari bahan perdu apit-apit dan simpai dari jalinan rotan untuk mengikat sapu lidi. Trapani menyetorkan peta Pulau Belitong yang dibuat dari serbuk kayu. Syahdan membuat karya yang persis sama tapi bahannya bubur koran, jelek sekali dan busuk baunya.
Harun menyetorkan tiga buah botol bekas kecap, itu saja, botol kecap! Tak lebih tak kurang. Aku sendiri hanya mampu membuat tirai dari biji-biji buah berang yang dikombinasikan dengan tali rapiah yang digulung kecil-kecil. Setiap tiga buah biji berang berarti satu ketupat kecil tali rapiah berwarna-warni. Sebuah karya norak yang sangat tidak berseni.
Tapi masih mending. A Kiong membuat lampion tanpa perhitungan akal sehat. Ketika dinyalakan lampion itu terbakar berkobarkobar sehingga dengan terpaksa, demi keamanan, Samson melemparkan benda itu keluar jendela. Padahal A Kiong tak tidur barang sepicing pun membuatnya. Karena karya kami sangat tidak memu135
askan, kami semua mendapat nilai tak lebih dari angka 6,5. Sungguh tak sebanding dengan jerih payah yang dikeluarkan. Amat berbeda dengan Mahar. Ia datang membawa sebuah bingkai besar yang ditutupi selembar kain hitam. Kami sangka ia membuat sebuah lukisan. Tapi setelah kain itu pelan-pelan dilucuti, sangat mengejutkan! Di baliknya muncul semacam cetakan tenggelam di atas batu apung. Cetakan kerangka seekor makhluk purbakala yang sangat janggal dan mengesankan sangat buas. Makhluk ini bukan acanthopholis, sauropodomorphas, kera anthropoid, dinosaurus atau saurus-saurus semacamnya, dan bukan pula makhluk-makhluk prasejarah seperti yang telah kita kenal. Sebaliknya, Mahar membuat sebuah cetakan fosil kelelawar raksasa semacam Palaeochiropterxy tupaiodon tapi dengan bentuk yang dimodifikasi sehingga tampak ganjil dan mengerikan. Anatomi makhluk itu tentu tak pernah teridentifikasi oleh para ahli karena ia hanya ada di kepala Mahar, di dalam imajinasi seorang seniman. Fosil di atas batu apung tipis itu dibuat begitu orisinal sehingga mengesankan seperti temuan paleontologi2 yang autentik. Ia menggunakan semacam lapisan karbon untuk memperkuat kesan purba pada setiap detail fosil itu. Lalu karyanya dibingkai dengan potongan-potongan balak lapuk yang sudut-sudutnya diikat tali pohon jawi agar kesan purbanya benar-benar terasa.
"Inilah seni, Bung!" khotbahnya di hadapan kami yang terkesima. Gayanya seperti pesulap sehabis membuka genggaman tangan untuk memperlihatkan burung merpati.
Dan ia mendapat angka sembilan, tak ada lawannya. Angka itu adalah nilai kesenian tertinggi yang pernah dianugerahkan Bu Mus sepanjang karier mengajarnya. Bahkan Lintang sekalipun tak berkutik. Imajinasi Mahar meloncat-loncat liar amat mengesankan. Sesungguhnya, seperti Lintang, ia juga sangat cerdas, dan aku belum pernah menjumpai seseorang dengan kecerdasan dalam genre seperti ini. Ia tak pernah kehabisan ide. Kreativitasnya tak terduga, unik, tak biasa, memberontak, segar, dan menerobos. Misalnya, ia melatih kera peliharaannya sedemikian rupa sehingga mampu berperilaku layaknya seorang instruktur. Maka dalam sebuah penampilan, keranya itu memerintahkannya untuk melakukan sesuatu yang dalam pertunjukan biasa hal itu seharusnya dilakukan sang kera. Sang kera dengan gaya seorang instruktur menyuruh Mahar bernyanyi, menari-nari, dan berakrobat. Mahar telah menjungkirbalikkan paradigma seni sirkus, yang menurutku merupakan sebuah terobosan yang sangat genius. Pada kesempatan lain Mahar bergabung dengan grup rebana Masjid Al-Hikmah dan mengolaborasikan permainan sitar di dalamnya. Jika grup ini mendapat tawaran mengisi acara di sebuah hajatan perkawinan, para undangan lebih senang menonton mereka daripada menyalami kedua mempelai.
Mahar pula yang membentuk sekaligus menyutradarai grup teater kecil SD Muhammadiyah. Penampilan favorit kami adalah cerita perang Uhud dalam episode Siti Hindun. Dikisahkan bahwa wanita pemarah ini mengupah seorang budak untuk membunuh Hamzah sebagai balas dendam atas kematian suaminya. Setelah Hamzah mati wanita itu membelah dadanya dan memakan hati panglima besar itu. A Kiong memerankan Hamzah, dan Sahara sangat menikmati perannya sebagai Siti Hindun. Juga karena inisiatif Mahar, akhirnya kami membentuk sebuah grup band. Alat-alat musik kami adalah electone yang dimainkan Sahara, standing bass yang dibetot tanpa ampun oleh Samson, sebuah drum, tiga buah tabla, serta dua buah rebana yang dipinjam dari badan amil Masjid Al-Hikmah. Pemain rebana adalah aku dan A Kiong. Mahar menambahkan kendang dan seruling yang dimainkan secara sekaligus oleh Trapani melalui bantuan sebuah kawat agar seruling tersebut dapat dijangkau mulutnya tanpa meninggalkan kendang itu. Maka pada aransemen tertentu Trapani leluasa menggunakan tangan kanannya untuk menabuh kendang sementara jemari tangan kirinya menutup-nutup enam lubang seruling. Sebuah pemandangan spektakuler seperti sirkus musik. Setiap wanita muda dipastikan bertekuk lutut, terbius seperti orang mabuk sehabis kebanyakan makan jengkol jika melihat Trapani yang tampan berimprovisasi. Trapani adalah salah satu daya tarik terbesar band kami. Hanya ada sedikit masalah, yaitu ia mogok tampil jika ibunya tidak ikut menonton.
Читать дальшеИнтервал:
Закладка:
Похожие книги на «Laskar Pelangi»
Представляем Вашему вниманию похожие книги на «Laskar Pelangi» списком для выбора. Мы отобрали схожую по названию и смыслу литературу в надежде предоставить читателям больше вариантов отыскать новые, интересные, ещё непрочитанные произведения.
Обсуждение, отзывы о книге «Laskar Pelangi» и просто собственные мнения читателей. Оставьте ваши комментарии, напишите, что Вы думаете о произведении, его смысле или главных героях. Укажите что конкретно понравилось, а что нет, и почему Вы так считаете.