Андреа Хирата - Laskar Pelangi

Здесь есть возможность читать онлайн «Андреа Хирата - Laskar Pelangi» весь текст электронной книги совершенно бесплатно (целиком полную версию без сокращений). В некоторых случаях можно слушать аудио, скачать через торрент в формате fb2 и присутствует краткое содержание. Год выпуска: 2005, ISBN: 2005, Издательство: Penerbit Bentang, Жанр: Старинная литература, id. Описание произведения, (предисловие) а так же отзывы посетителей доступны на портале библиотеки ЛибКат.

Laskar Pelangi: краткое содержание, описание и аннотация

Предлагаем к чтению аннотацию, описание, краткое содержание или предисловие (зависит от того, что написал сам автор книги «Laskar Pelangi»). Если вы не нашли необходимую информацию о книге — напишите в комментариях, мы постараемся отыскать её.

Laskar Pelangi — читать онлайн бесплатно полную книгу (весь текст) целиком

Ниже представлен текст книги, разбитый по страницам. Система сохранения места последней прочитанной страницы, позволяет с удобством читать онлайн бесплатно книгу «Laskar Pelangi», без необходимости каждый раз заново искать на чём Вы остановились. Поставьте закладку, и сможете в любой момент перейти на страницу, на которой закончили чтение.

Тёмная тема
Сбросить

Интервал:

Закладка:

Сделать

Kucai tampak sangat emosional. Tangannya menunjuk-nunjuk ke atas dan napasnya tersengal setelah menghamburkan unek-unek yang mungkin telah dipendamnya bertahun-tahun. Ia menatap Bu Mus dengan mata nanar tapi pandangannya ke arah gambar R.H. Oma Irama Hujan Duit.

Kami semua menahan tawa melihat pemandangan itu tapi Kucai sedang sangat serius, kami tak ingin melukai hatinya. Bu Mus juga terkejut. Tak pernah sebelumnya beliau menerima tanggapan selugas itu dari muridnya, tapi beliau maklum pada beban yang dipikul Kucai. Beliau ingin bersikap seimbang maka beliau segera menyuruh kami menuliskan nama ketua kelas baru yang kami inginkan di selembar kertas, melipatnya, dan menyerahkannya kepada beliau. Kami menulis pilihan kami dengan bersungguhsungguh dan saling merahasiakan pilihan itu dengan sangat ketat. Kucai senang sekali. Wajahnya berseri-seri. Ia merasa telah mendapatkan keadilan dan menganggap bahwa bebannya sebagai ketua kelas akan segera berakhir.

Suasana menjadi tegang menunggu detik-detik penghitungan suara. Kami gugup mengantisipasi siapa yang akan menjadi ketua kelas baru.

Sembilan gulungan kertas telah berada dalam genggaman Bu Mus. Beliau sendiri kelihatan gugup. Beliau membuka gulungan pertama.

“Borek!” teriak Bu Mus.

Borek pucat dan Kucai melonjak girang. Terang-terangan ia menunjukkan bahwa ia sendiri yang telah memilih Borek, kawan sebangkunya yang ia anggap pasien rumah sakit jiwa yang buas. Bu Mus melanjutkan.

“Kucai!”

Kali ini Borek yang melonjak dan Kucai terdiam. Kertas ketiga.

“Kucai!”

Kucai tersenyum pahit. Kertas keempat.

“Kucai!”

Kertas kelima.

“Kucai!”

Kucai pucat pasi. Demikian seterusnya sampai kertas kesembilan. Kucai terpuruk. Ia jengkel sekali kepada Borek yang tubuhnya menggigil menahan tawa. Ia memandang Borek dengan tajam tapi matanya mengawasi Trapani.

Karena Harun tak bisa menulis maka jumlah kertas hanya sembilan tapi Bu Mus tetap menghargai hak asasi politiknya. Ketika Bu Mus mengalihkan pandangan kepada Harun, Harun mengeluarkan senyum khas dengan gigi-gigi panjangnya dan berteriak pasti.

“Kucai ...!”

Kucai terkulai lemas. Hari ini kami mendapat pelajaran penting tentang demokrasi, yaitu bahwa ternyata prinsip-prinsipnya tidak efektif untuk suksesi jabatan kering. Bu Mus menghampirinya dengan lembut sambil tersenyum jenaka.

“Memegang amanah sebagai pemimpin memang berat tapi jangan khawatir orang yang akan mendoakan. Tidakkah Ananda sering mendengar di berbagai upacara petugas sering mengucap doa: Ya, Allah lindungilah para pemimpin kami? Jarang sekali kita mendengar doa: Ya Allah lindungilah anak-anak buah kami ....”

DUDUK di pojok sana adalah Trapani. Namanya diambil dari nama sebuah kota pantai di Sisilia. Nyatanya ia memang seelok kota pantai itu. Ia memesona seumpama bondol peking. Si rapi jali ini adalah maskot kelas kami. Seorang perfeksionis berwajah seindah rembulan. Ia tipe pria yang langsung disukai wanita melalui sekali pandang. Jambul, baju, celana, ikat pinggang, kaus kaki, dan sepatunya selalu bersih, serasi warnanya, dan licin. Ia tak bicara jika tak perlu dan jika angkat bicara ia akan menggunakan kata-kata yang dipilih dengan baik. Baunya pun harum. Ia seorang pemuda santun harapan bangsa yang memenuhi semua syarat Dasa Dharma Pramuka. Cita-citanya ingin jadi guru yang mengajar di daerah terpencil untuk memajukan pendidikan orang Melayu pedalaman, sungguh mulia. Seluruh kehidupannya seolah terinspirasi lagu Wajib Belajar karya R.N. Sutarmas.

Ia sangat berbakti kepada orangtua, khususnya ibunya. Sebaliknya, ia juga diperhatikan ibunya layaknya anak emas. Mungkin karena ia satu-satunya laki-laki di antara lima saudara perempuan lainnya. Ayahnya adalah seorang operator vessel board di kantor telepon PN sekaligus tukang sirine. Meskipun rumahnya dekat dengan sekolah tapi sampai kelas tiga ia masih diantar jemput ibunya. Ibu adalah pusat gravitasi hidupnya.

Trapani agak pendiam, otaknya lumayan, dan selalu menduduki peringkat ketiga. Aku sering cemburu karena aku kebanjiran salam dari sepupu-sepupuku untuk disampaikan pada laki-laki muda flamboyan ini. Dia tak pernah menanggapi salam-salam itu. Di sisi lain kami juga sering jengkel pada Trapani karena setiap kali kami punya“acara”, misalnya menyangkutkan sepeda Pak Fahimi — guru kelas empat yang tak bermutu dan selalu menggertak murid — di dahan pohon gayam, Trapani harus minta izin dulu pada ibunya. Lalu ada Sahara, satu-satunya hawa di kelas kami. Dia secantik grey cheeked green, atau burung punai lenguak. Ia ramping, berjilbab, dan sedikit lebih beruntung. Bapaknya seorang Taikong, yaitu atasan para Kepala Parit, orang-orang lapangan di PN. Sifatnya yang utama: penuh perhatian dan kepala batu. Maka tak ada yang berani bikin gara-gara dengannya karena ia tak pernah segan mencakar. Jika marah ia akan mengaum dan kedua alisnya bertemu. Sahara sangat temperamental, tapi ia pintar. Peringkatnya bersaing ketat dengan Trapani. Kebalikan dari A Kiong, Sahara sangat skeptis, susah diyakinkan, dan tak mudah dibuat terkesan. Sifat lain Sahara yang amat menonjol adalah kejujurannya yang luar biasa dan benar-benar menghargai kebenaran. Ia pantang berbohong. Walaupun diancam akan dicampakkan ke dalam lautan api yang berkobar-kobar, tak satu pun dusta akan keluar dari mulutnya. Musuh abadi Sahara adalah A Kiong. Mereka bertengkar hebat, berbaikan, lalu bertengkar lagi. Sepertinya mereka sengaja dipertemukan nasib untuk selalu berselisih. Mereka saling memprotes dan berbeda pendapat untuk hal-hal sepele. Sahara menganggap apa pun yang dilakukan A Kiong selalu salah, dan demikian pula sebaliknya. Kadang-kadang perseteruan mereka itu lucu dan membuka wawasan.

Misalnya ketika kami berkumpul dan Trapani bercerita tentang bagusnya buku Tenggelamnya Kapal Van Der Wijk, karya legendaris Buya Hamka.

“Aku juga sudah pernah membaca buku itu, maaf aku tak suka, terlalu banyak nama dan tempat, susah aku mengingatnya.” Demikian komentar A Kiong mencari penyakit. Sahara yang sangat menghargai buku tertusuk hatinya dan menyalak tanpa ampun, “Masya Allah! Dengar anak muda, mana bisa kauhargai karya sastra bermutu, nanti jika Buya menulis lagi buku berjudul Si Kancil Anak Nakal Suka Mencuri Timun barulah buku seperti itu cocok buatmu...”

Kami semua tertawa sampai berguling-guling.

A Kiong tersinggung, tapi ia kehabisan kata, maka ditelannya saja ejekan itu mentah-mentah, pahit memang. Apa boleh buat, ia tak bisa mengonter cemoohan secerdas itu.

Sebaliknya, Sahara sangat lembut jika berhadapan dengan Harun. Harun adalah seorang pria santun, pendiam, dan murah senyum. Ia juga merupakan teman yang menyenangkan. Model rambutnya seperti Chairil Anwar dan pakaiannya selalu rapi. Masalah pakaian itu benar-benar diperhatikan oleh ibunya. Ia lebih kelihatan seperti pejabat kantoran di PN daripada anak sekolahan. Bagian belakang bajunya, yang disetrika dengan lipatan berpola kotak-kotak — lagi mode ketika itu — tampak serasi di punggung Harun. Harun memiliki hobi mengunyah permen asam jawa dan sama sekali tidak bisa menangkap pelajaran membaca atau menulis. Jika Bu Mus menjelaskan pelajaran, ia duduk tenang dan terus-menerus tersenyum. Pada setiap mata pelajaran, pelajaran apa pun, ia akan mengacung sekali dan menanyakan pertanyaan yang sama, setiap hari, sepanjang tahun, “Ibunda Guru, kapan kita akan libur lebaran?”

“Sebentar lagi Anakku, sebentar lagi…,” jawab Bu Mus sabar, berulang-ulang, puluhan kali, sepanjang tahun, lalu Harun pun bertepuk tangan. Jika istirahat siang Sahara dan Harun duduk berdua di bawah pohon filicium. Mereka memiliki kaitan emosi yang unik, seperti persahabatan Tupai dan Kura-Kura. Harun dengan bersemangat menceritakan kucingnya yang berbelang tiga baru saja melahirkan tiga ekor anak yang semuanya berbelang tiga pada tanggal tiga kemarin. Sahara selalu sabar mendengarkan cerita itu walaupun Harun menceritakannya setiap hari, berulang-ulang, puluhan kali, sepanjang tahun, dari kelas satu SD sampai kelas tiga SMP. Sahara tetap setia mendengarkan.

Читать дальше
Тёмная тема
Сбросить

Интервал:

Закладка:

Сделать

Похожие книги на «Laskar Pelangi»

Представляем Вашему вниманию похожие книги на «Laskar Pelangi» списком для выбора. Мы отобрали схожую по названию и смыслу литературу в надежде предоставить читателям больше вариантов отыскать новые, интересные, ещё непрочитанные произведения.


Отзывы о книге «Laskar Pelangi»

Обсуждение, отзывы о книге «Laskar Pelangi» и просто собственные мнения читателей. Оставьте ваши комментарии, напишите, что Вы думаете о произведении, его смысле или главных героях. Укажите что конкретно понравилось, а что нет, и почему Вы так считаете.

x