1
TRIP SEKOLAH MEGAN
Roh Pemandu, Roh Harimau, dan Seorang Ibu yang Menakutkan!
oleh
Penerjemah:
1 Henny Prianto
1 HAK CIPTA
Copyright © 15 Maret 2021 Owen Jones
Diterbitkan oleh
Megan Publishing Services
http://meganthemisconception.com
Hak Owen Jones yang diidentifikasi sebagai penulis karya ini telah ditegaskan sesuai dengan bab 77 dan 78 dari Desain Hak Cipta dan Undang-Undang Paten 1988. Hak moral penulis telah ditegaskan.
Dalam cerita fiksi ini, karakter dan kejadian, keduanya adalah produk dari imajinasi penulis atau keduanya sepenuhnya fiktif. Beberapa tempat mungkin memang ada, tetapi kejadian dalam cerita sepenuhnya fiktif.
1 DEDIKASI
Edisi ini didedikasikan untuk saudaraku Gareth, yang sudah membantu aku dan keluarga Thailandku lebih dari yang dia sadari pada tahun 2013, setelah seorang teman yang kami percayai berusaha keras menyakiti kami.
Karma akan membalas semua orang dengan adil.
Hubungi saya di:
http://facebook.com/AngunJones
http://twitter.com/owen_author
owen@behind-the-smile.org
http://owencerijones.com
Bergabunglah di buletin kami untuk informasi
terkait buku dan tulisan Owen Jones
dengan memasukkan alamat email di sini
http://meganthemisconception.com
Novel lain di seri yang sama:
1 Seri megan
2 Pemandu Roh, Hantu Harimau, dan Ibu yang Menakutkan!
3 Kesalahpahaman
1 Umur Ketiga Belas Megan
1 Trip Sekolah Megan
2 Megan’s School Exams
3 Megan’s Followers
4 Megan and the Lost Cat
5 Megan and the Mayoress
6 Megan Faces Derision
7 Megan’s Grandparents Visit
8 Megan’s Father Falls Ill
9 Megan Goes on Holiday
10 Megan and the Burglar
11 Megan and the Cyclist
12 Megan and the Old Lady
13 Megan’s Garden
14 Megan Goes To the Zoo
15 Megan Goes Hiking
16 Megan and the W. I. Cookery Competition
17 Megan Goes Riding
18 Megan Goes Yachting
19 Megan at Carnival
1 Megan at Christmas
1 DAFTAR ISI
Ucapan terima kasih
1 Tamasya Sekolah
2 Pelajaran dalam Emosi
3 Pemungutan Suara
4 Gua Prasejarah
5 Teori Manusia Gua
1 UCAPAN TERIMA KASIH
Untuk istriku, Neem, atas semua bantuan dan sarannya tentang halaman muka dalam seri ini. Untuk Rachel Maduro, yang telah membuat sketsa untuk semuanya dengan sangat akurat, menggambarkan suasana hati yang tepat setiap saat, meski dengan sedikit informasi. Entah bagaimana dia melakukannya.
1 1 TAMASYA SEKOLAH
Menjelang akhir bulan April, diumumkan ke tiap-tiap kelas oleh wali kelas masing-masing, bahwa dua minggu lagi akan ada tamasya sekolah bagi yang berkualifikasi dan yang orang tuanya mengizinkan. Kegiatan ini tidak terjadi setiap tahun, karena tamasya semacam itu tidak didanai oleh yayasan sekolah. Dananya harus dikumpulkan sendiri oleh para murid, orang tua, dan staf sekolah. Mereka biasanya bisa pergi ke suatu tempat dua atau tiga tahun sekali, dan destinasinya pun tidak terlalu jauh. Bagi beberapa anak, hanya masa liburanlah yang mereka dapat.
Mrs. Henshaw, wali kelas Megan, membuat pengumuman saat murid-murid berkumpul setelah rutinitas pagi:
“Seperti yang dikatakan kepala sekolah pagi ini, Mr. Hughes, Asosiasi Orang Tua dan Guru telah mengumpulkan cukup uang untuk memungkinkan kami mengajak pergi beberapa murid, yaitu kalian yang tidak pernah mendapat hukuman selama dua belas bulan terakhir dan yang cenderung tidak akan mendapatkan hukuman tahun ini.”
“Mr. Hughes telah merekomendasikan tiga tempat dan meminta saya untuk mengungkapkannya pada kalian sekarang. Jadi, tolong buka buku catatan kalian, lalu tulis:
Nomor 1: situs pertempuran masa lampau.
Nomor 2: situs keagamaan masa lampau.
Nomor 3: situs prasejarah”
“Mr. Hughes ingin kalian memikirkan situs mana yang ingin kalian kunjungi dan diskusikan dengan orang tua kalian. Kalian punya waktu sampai Senin pagi minggu depan untuk mempertimbangkannya. Kalian nanti dapat memberikan suara pada saat diskusi singkat setelah pertemuan pagi.”
“Meskipun tujuan pasti dari ketiga opsi ini tidak diungkapkan, demi untuk mempertahankan nuansa mistis selama tamasya sekolah, kalian bisa meyakinkan orang tua bahwa lokasinya masih di dalam negara ini – bahkan tidak keluar propinsi. Kita tidak mengumpulkan begitu banyak uang, tetapi tempat mana pun yang kalian pilih, saya yakin, kegiatan tamasya ini akan sangat menyenangkan, oh iya, omong-omong kalau kalian penasaran kenapa saya terus menyebut ‘kita’, memang saya juga akan ikut bertamasya bersama kalian.”
“Tempat tujuan yang paling banyak dipilih akan kita kunjungi di minggu berikutnya. Baiklah anak-anak, itu saja untuk sekarang, silakan pergi ke kelas pertama masing-masing, jangan berisik, jangan berlarian di sepanjang koridor, karena pengumuman akan segera selesai. Terima kasih anak-anak.”
Semua anak menyukai Mrs. Henshaw, wanita kurus berusia awal 50-an dengan rambutnya yang kelabu. Dia humoris, tetapi dia bisa mengeremnya dengan baik layaknya seorang jutawan yang mencoba untuk tidak memanjakan anak-anaknya dengan uang saku yang terlalu banyak. Mrs. Henshaw menerapkan aturan kesopanan, tetapi dia tidak menentang tindakan bersenang-senang.
Murid-murid berpisah untuk mengikuti kelas pertama masing-masing. Beberapa tetap di tempat, sedang yang lainnya harus pergi ke ruangan lain untuk bergabung dengan guru lain.
∞
Termasuk Megan, bisa dikatakan, semua orang di sekolah sangat senang dengan tamasya sekolah yang akan datang. Murid-murid banyak membicarakannya sepanjang hari dalam setiap kesempatan. Megan tidak sabar untuk pulang, dia ingin segera mendikusikannya dengan orang tuanya, karena dia benar-benar ragu ke mana dia ingin pergi. Pada saat itu, Megan hanya bisa berpikir betapa menyenangkannya libur sekolah lalu naik bus ke suatu tempat bersama teman-temannya selama satu hari.
Sesampainya di rumah, seperti biasa, Megan menggantungkan jaket dan tasnya di lorong serta mengganti sepatu dengan sandal rumahnya, lalu bergegas ke dapur mencari ibunya.
“Bu? Bu! Tebak apa!”
“Kau menyelinap dari sekolah untuk pulang lebih awal?” guraunya.
“Tidak! Aku berlari sampai rumah. Kami akan pergi tamasya sekolah minggu depan atau minggu depannya lagi. Asyik bukan? Kami tidak pergi tahun kemarin, kan? Ingat? Kami tidak punya uang, tetapi tahun ini kami punya...”
“Itu menyenangkan sekali, Megan, kemana kau akan pergi, Sayang?”
“Nah, itu, kami belum tahu. Mr. Hughes sudah memberikan tiga pilihan dan kami akan melakukan pemungutan suara minggu depan. Meski demikian, kami tidak akan tahu persis ke mana kami akan pergi sampai kami tiba di sana. Mrs. Henshaw bilang bahwa mereka ingin itu tetap menjadi misteri atau mistik, entahlah, dari tempat tujuan.”
“‘Mistis?”
“Iya, itu! ‘Mistis’... Bukankah artinya misteri? Itu kata-kata yang bagus sekali, bukan?... mistis... mistis... mistis.”
“Ya, tetapi lebih merupakan ‘aura misteri’ atau ‘aura magis’ - ‘sentuhan misteri’ atau ‘sentuhan sihir’. Itu kata-kata yang bagus, mungkin karena itu kata serapan dari bahasa Perancis.”
“Jadi kalau begitu, apa pilihanmu untuk perjalanan misteri ini?”
Megan memberi tahu Suzanne tentang tiga pilihan itu.
“Menurut Ibu, sebaiknya aku memilih ke mana?”
“Oh, tidak! Itu terserah padamu. Ibu tidak mau kau menyalahkan ibu karena telah menyarankan tempat tertentu lalu ternyata tempatnya membosankan. Omong-omong, saat kau memilih nanti, sebaiknya kau memikirkannya dengan serius lalu suarakan pilihanmu sendiri... seperti pemilu. Kau tidak bisa bertanya pada orang lain siapa yang sebaiknya kau pilih dalam pemilu, bukan? Tidak, itu tidak akan pernah berhasil, jadi kau harus mengambil keputusan sendiri, itu akan menjadi latihan yang baik untukmu.”
Читать дальше